Pages

Saturday, November 27, 2010

Jepretan Kevin Carter


Tertarik untuk melihat foto hasil jepretan Kevin Carter yang meraih penghargaan paling bergengsi buat para jurnalisme cetak di Amerika Serikat yaitu Pulitzer Prize, sebenarnya bukan hanya itu saja tetapi juga yang membuat saya tertarik mencari tahu karena katanya sang fotografer bunuh diri setelah beberapa bulan menerima penghargaan tersebut. Akhirnya saya gugling dan menemukan beberapa foto hasil jepretan sang fotografer dan juga beberapa fakta dan hal yang perlu kita renungkan dan belajar untuk kita lebih baik lagi dalam menjalani kehidupan kita yang sementara ini.


Sang fotografer, Kevin Carter lahir 13 September 1960 di Johannesburg dan meninggal 27 Juli 1994, adalah seorang jurnalis foto asal Afrika Selatan. Sebelum memenangkan hadiah Pulitzer untuk Feature Photography tahun 1994, pada tahun 1983 ia memulai karir sebagai fotografer olahraga dan tahun 1984 pindah kerja ke Johannesburg Star, bertekat akan mengekspose kebrutalan apartheid.

Bulan Maret 1993, Carter berangkat ke Sudan. Dalam suatu perjalanan ke suatu di desa bernama Ayod, ia melihat seorang anak kecil kurus kering sedang berjuang keras menuju dapur umum. Di tengah jalan si gadis kecil itu beristirahat dan tak lama kemudian seekor burung bangkai mendarat di belakangnya dan seakan menunggu kematian si gadis kecil itu. Menurut Carter, ia menunggu selama kurang-lebih 20 menit untuk menunggu burung bangkai itu merentangkan sayapnya, ternyata tidak. Akhirnya Carter memotret karya mengerikan itu, lalu mengusir si burung bangkai. Namun tindakannya itu tetap mengundang kritik karena tidak segera menolong sang gadis kecil, malah lebih dulu menunggu sekian lama untuk menghasilkan fotonya itu.

Foto Hasil Jepretan Kevin Carter yang meraih penghargaan Pulitzer Prize 1994

Foto itu kemudian dijual ke The New York Times dan diterbitkan tanggal 26 Maret 1993. Malam itu juga ratusan orang menelpon koran tersebut, menanyakan apakah anak kecil yang ada di foto bertahan hidup. Hari berikutnya, koran itu menambahkan catatan bahwa si gadis kecil bertahan hidup dan mampu menghindari burung bangkai namun bagaimana nasibnya kemudian tak ada yang tahu. Menanggapi hal itu, ada penulis lain yang mengatakan bahwa jika burung bangkai mengamati calon korbannya hingga lemah, maka Carter mengamati dengan cara yang sama dari balik lensa kameranya.

Pada tanggal 2 April 1994, Nancy Buirski, editor foto asing New York Times menelpon Carter dan memberitahukan bahwa fotonya memenangkan penghargaan paling bergengsi untuk jurnalisme foto. Carter dianugerahi Penghargaan Pulitzer untuk Fotografi Fitur pada tanggal 23 Mei 1994 di Low Memorial Library Columbia University.

Pada tanggal 27 Juli 1994 Carter mengendarai mobilnya ke sungai Braamfontein Spruit tak jauh dari Field and Study Centre, tempat dimana ia sering bermain-main di masa kecilnya. Di situlah ia bunuh diri, setelah dengan sengaja mengalirkan asap dari knalpotnya ke dalam mobil. Ia dinyatakan meninggal karena keracunan karbonmonoksida di usia 33 tahun.

Beberapa foto hasil jepretan Kevin Carter di Sudan

This was found in his diary,

Dear God, I promise I will never waste my food no matter how bad it can taste and how full I may be. I pray that He will protect this little boy, guide and deliver him away from his misery. I pray that we will be more sensitive towards the world around us and not be blinded by our own selfish nature and interests. I hope this picture will always serve as a reminder to us that how fortunate we are and that we must never ever take things for granted.

Please don't break.. keep on forwarding to our friends on this good day.. Let's make a prayer for the suffering in anywhere any place around the globe and send this friendly reminder to others; think & look at this...when you complain about your food and the food we waste daily........


Kurang lebih artinya seperti ini :

Ini ditemukan dalam buku hariannya,

Ya Tuhan, aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan makanan saya tidak peduli seberapa buruk itu bisa merasakan dan bagaimana penuh saya mungkin. Saya berdoa bahwa Dia akan melindungi anak ini panduan, kecil dan memberikan dia pergi dari penderitaannya. Saya berdoa agar kita akan lebih peka terhadap dunia sekitar kita dan tidak dibutakan oleh alam sendiri dan kepentingan egois kita. Saya berharap gambar ini akan selalu berfungsi sebagai pengingat kepada kita bahwa betapa beruntungnya kita dan bahwa kita tidak harus pernah mengambil sesuatu untuk diberikan.

Tolong jangan istirahat .. terus meneruskan ke teman-teman kami pada hari ini baik .. Mari kita membuat sebuah doa untuk yang menderita di mana pun tempat di seluruh dunia dan mengirim pengingat ramah kepada orang lain; berpikir & lihat ini ... ketika Anda mengeluh tentang makanan dan makanan yang kita buang sehari-hari ........


Lepas dari kontroversi alasan meninggalnya sang fotografer, ada beberapa hal yang mestinya kita belajar dari peristiwa ini.

Foto tersebut memang menggugah perasaan banyak orang. Sayapun merasakannya (wajar kalo foto ini menerima penghargaan ini.red). Namun, satu pertanyaan yang juga ditanyakan banyak orang setelah melihat foto ini "Bagaimana keadaan anak ini setelah sang fotografer mengambilnya sebagai objek dari foto yang memenangkan penghargaan ini?". Kita diajar bukan hanya sebagai pengamat tetapi juga mau turun tangan membantu.

Belajar bersyukur buat apapun yang GOD b'ri buat hidup kita saat ini, makanan yang cukup, tubuh yang sehat, etc... 'n tetap berdoa dan memperhatikan saudara - saudara kita yang membutuhkan.

apapun pilihan sang fotografer mengajak kita merenungkan dalam hidup bahwa GOD memberi kita kebebasan 'tuk memilih jalan mana yang akan kita tempuh 'tuk kita hidup didunia ini. Pilihan ada pada kita...You are free to choose


My Inspirator GOD

1 comment:

  1. suka banget (y)

    ijin share di twitter ma facebook yap ^ ^

    ReplyDelete